Situs Islam: Klub Sekolah Mentoring Agama Islam

Menjadi Mentor bagi Anak Kita

Posted by WD on June 27, 2009

Menjadi mentor bagi anak kita untuk mendukung dan menumbuhkan perilaku-perilaku yang dikehendaki

Ketika dulu kita sedang tumbuh, apakah kita memiliki seseorang yang khusus dalam kehidupan kita, seseorang yang mengerjakan sesuatu bersama-sama kita, seseorang yang memberikan nasihat kepada kita, atau seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah kita? Seseorang ini mungkin saudara kandung kita, atau teman keluarga kita yang usianya lebih tua dari kita. Jika demikian, maka kita memiliki seorang mentor.

Sejak awal tahun 1980-an, program mentoring formal yang memasangkan anak-anak dengan para mentor yang terlatih telah menunjukkan keberhasilan yang tinggi. Mentoring, apakah berbentuk dalam sebuah hubungan informal atau sebuah program formal, sama-sama memiliki satu tujuan yang jelas: membimbing anak-anak dan remaja kita untuk menjadi orang dewasa yang sehat dan bahagia.

Para mentor membantu anak-anak mencapai potensinya secara penuh, yang mungkin mencakup menerima kesalahan-kesalahan dan tangisan-tangisan, seperti halnya menerima kesuksesan-kesuksesan dan senyuman-senyuman

Sekarang kita mengetahui bahwa semua anak-anak membutuhkan seorang mentor. Tapi, tahukah Anda bahwa orangtua adalah mentor yang terbaik?

· Apa artinya menjadi seorang mentor?

Seorang mentor adalah seseorang yang memberikan dukungan, bimbingan, persahabatan, dan penghargaan terhadap anak-anaknya. Kedengarannya hebat. Tetapi, apa sih makna sebenarnya dari mentor?

Menjadi seorang mentor itu seperti menjadi seorang palatih sebuah team olahraga. Seorang pelatih yang handal mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan setiap pemainnya dan mencoba membangun kekuatan-kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan-kelemahan. Pada prakteknya, para pelatih berdiri di belakang dan menyaksikan strategi yang dilakukan pemainnya, memberikan nasihat tentang apa yang seharusnya dilakukan pemain. Meskipun demikian, para pelatih mengetahui bahwa para pemain itu sendiri yang nantinya membuat keputusan di lapangan.

Para pelatih secara cermat mencatat perbaikan yang ditunjukkan setiap pemain dan secara jujur memuji atas setiap kemajuan yang diperlihatkan pemain tersebut. Para pelatih mendengarkan apa yang dikemukakan para pemainnya dan mencoba membangun kepercayaan diri para pemain. Para pelatih memberikan kesempatan kepada setiap para pemain untuk bermain ketika giliran mereka tiba.

Para mentor mengerjakan hal yang sama: mengembangkan kelebihan-kelebihan seorang anak, bersama-sama melakukan sesuatu yang menjadi minat anak, mengemukakan nasihat dan dukungan, memberikan pujian, mendengarkan, dan menjadi teman. Para mentor membantu anak-anak mencapai pontensinya secara penuh, termasuk menerima kesalahan-kesalahan dan tangisan-tangisan seperti halnya menerima kesuksesan-kesuksesan dan senyuman-senyuman. Para mentor tahu bahwa kegagalan-kegagalan kecil seringkali merupakan langkah awal dari sebuah kesuksesan besar. Menyadari adanya fakta tersebut, para mentor akan terus mendorong anak-anak untuk tetap mencoba karena kesuksesan itu hanya berada di sudut yang lain.

Apa yang dapat saya lakukan untuk menjadi seorang mentor?

Tidak ada kekuatan magis yang memungkinkan seseorang menjadi seorang mentor yang handal. Hanya dengan menyempatkan waktu bersama anak-anak akan membantu kita menjadi seorang mentor. Kita dapat melakukan suatu hal yang biasa bersama-sama anak-anak, misalnya pergi ke grosir bersama-sama. Kita juga dapat melakukan sesuatu yang spesial dengan anak-anak, seperti pergi ke musium atau menonton konser bersama-sama. Bagian terpenting adalah kita melakukan sesuatu secara bersama-sama, termasuk melakukan komunikasi satu sama lain.

Kita mungkin perlu mengingat beberapa hal penting untuk menjadi seorang mentor yang handal:

1. Jujurlah dengan kekuatan dan kelemahan yang kita miliki

Jika kita mengetahui jawaban atas sebuah pertanyaan, katakan ya; jika tidak mengetahuinya, katakan juga tidak tahu. Untuk membangun sebuah hubungan dengan anak-anak kita yang penuh kepercayaan, kita hanya perlu menjadi seorang manusia. Setiap manusia pernah melakukan kesalahan; kita dan anak-anak juga pernah melakukannya. Melalui komunikasi, anak-anak akan mendapatkan pelajaran dari kesalahan yang kita lakukan, termasuk apa-apa yang kita pikirkan sebelum kita melakukannya, bagaimana pikiran kita berubah setelah kita melakukan hal tersebut, dan bagaimana kita mengubah pikiran-pikiran atau perilaku-perilaku kita untuk menghindari kesalahan serupa di masa yang akan datang. Seorang anak yang berpikir bahwa orangtuanya adalah orang yang sempurna akan mengembangkan harapan-harapan bahwa orangtua mereka sendiri tidak mungkin hidup seperti itu.

2. Hargai pemikiran-pemikiran dan pendapat-pendapat anak-anak kita tanpa perlu menghakiminya

Meskipun kita tidak setuju dengan apa yang dipilih anak-anak, tanyakan secara baik-baik—tanpa menimbulkan rasa takut akan dikenakan hukuman karena tidak sesuai dengan kehendak orangtua—kepada anak-anak pikiran-pikiran apa yang mendasari pilihan yang mereka ambil. Jika anak-anak takut terkena hukuman, kemungkinan besar mereka tidak akan mau menceritakannya secara menyeluruh. Mari kita hargai sudut pandang yang berbeda atas sesuatu; Hal ini akan melatih anak-anak kita untuk memikirkan lebih banyak alternatif terhadap sebuah isu. Ingatlah bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar antara ,”Saya tidak setuju dengan apa yang kamu katakan,” dengan “Kamu salah.”

3. Dukung minat dan kekuatan anak-anak kita , tetapi jangan memaksanya

Anak-anak menghabiskan masa kanak-kanaknya untuk mengetahui siapa dirinya, bagaimana dunia ini bekerja, dan bagaimana mereka menyesuaikan diri terhadap dunia tersebut. Kita harus yakin bahwa anak-anak kita memiliki kesempatan yang cukup luas untuk melakukan eksplorasi. Jika anak-anak kita tidak memiliki minat dalam sebuah aktivitas atau suatu topik, jangan memaksa mereka untuk menyukainya. Mengapa demikian? Karena mereka melakukan aktivitas tersebut dengan ketakutan dan keterpaksaan, maka lambat laun mereka akan mencari-cari cara bagaimana menghindari aktivitas tersebut.

4. Kenalkan anak-anak kita pada sesuatu yang kita sangat suka mereka untuk melakukannya.

Ini merupakan cara yang paling efektif agar anak-anak kita belajar lebih jauh tentang siapa orangtuanya. Kadang-kadang sulit bagi anak-anak kita untuk mengenali hal-hal apa yang disukai orangtuanya karena orang lain pun melakukan hal yang sama, seperti memainkan sebuah alat musik, menjadi sukarelawan pada asrama perawat, menonton film, bermain olahraga, atau pengetahuan tentang seni. Jika anak-anak sering melihat kita melakukan sesuatu yang sangat disukai, maka kita akan “menjadi orangtua yang dikenal” daripada “menjadi sekedar orangtua”.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana sejumlah orangtua memasukan mentoring ke dalam aktivitas sehari-hari pengasuhan mereka, beralihlah ke bagian buku ini yang berhubungan dengan berapa usia anak kita. Atau lanjutkan untuk membaca bagian modelling.

Mentoring memberi anak-anak kita dukungan yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang mereka inginkan. Sekarang, bagaimana dengan Anda? Apakah kita adalah orang yang seperti kita inginkan? Cobalah beberapa saat untuk berpikir tentang menjadi model yang lebih baik untuk anak-anak kita.

http://kurniawan.staff.uii.ac.id/2009/03/25/mentoring-menjadi-mentor-bagi-anak-kita-untuk-mendukung-dan-menumbuhkan-perilaku-perilaku-yang-dikehendaki/

Leave a comment