Situs Islam: Klub Sekolah Mentoring Agama Islam

Posts Tagged ‘Islamiyah’

Aqidah Islamiyah

Posted by WD on July 6, 2008


TUJUAN :

· Peserta memahami makna aqidah secara bahasa dan istilah
· Peserta memahami hubungan iman kapada Allah dengan aqidah Islam
· Peserta memahami standar nilai aqidah Islam
· Peserta memahami makna dan jenis tauhid


RINCIAN BAHASAN
Secara bahasa : ‘Aqdun-‘Aqooid berarti akal atau ikatan. Maksudnya yaitu ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah dan nilai-nilai Islam. Sedangkan secara istilah : Aqidah ialah suatu yang wajib diyakini atau diimanai tanpa keraguan, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkannya dalam amal perbuatan sehari-hari.
Aqidah meerupakan motor penggerak dan otak dalam kehidupan manusia sehingga apabila terjadi sedikit penyimpangan padanya, maka menimbulkan penyelewengan dari jalan yang lurus pada gerakan dan langkah yang dihasilkan.
Aqidah bagaikan pondasi bangunan. Dia harus dirancang dan dibangun terlebih dahulu sebelum merancang dan membangun bagian yang lain.Kualitas pondasi yang dibangun akan berpengaruh terhadap kualitas bangunan yang ditegakkan. Bangunan yang ingin dibangun itu sendiri adalah Islam yang sempurna (kamil), menyeluruh (syamil) dan benar (shohih).
Aqidah merupakan misi dawah yang dibawa oleh Rasul Allah yang pertama sampai dengan yang terakhir yang tidak berubah-ubah karena pergantian zaman dan tempat, atau karena perbedaan golongan atau masyarakat (QS.42:13) (Aqidah Islam, Sayyid Sabiq, hal.18)
Hal-hal pokok yang terutama harus diyakini seseorang yang beriman adalah tentang eksistensi dan kebenaran Allah, kebenaran Islam dan kebenaran janji serta ancaman Allah (QS.4:136;21:25;16:35). Semakin kokoh keyakinan seseorang, maka akan semakin baik pula ibadah dan akhlaknya, karena aqidah bukan sekedar kepercayaan kepada Allah. Iman adalah keyakinan akan kemahasempurnaan Allah yang menumbuhkan keberanian dan kesiapan untruk mengatur hidup sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Aqidah harus menjelma menjadi sesuatu yang nyata – bukan sekadar hapalan tentang ilmu aqidah – dalam kehidupan.
Al-Quran telah mengungkapkan aqidah dengan “iman” dan syariat dengan “amal shaleh (perbuatan yang baik)”, seperti yang tersebut dalam QS.18:107-108 dan QS.16:97. Karena iman itu letaknya di hati, maka hati merupakan standar penilaian aqidah yang akan menentukan tempat kita di akhirat nanti (QS.26:88-89). Selain itu di dalam sebuah hadits dikatakan : “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa atau bentuk kamu, tidak juga kepada jasadmu, tetapi ia melihat kepada hati dan perbuatanmu.”
Memahami aqidah dimulai dari tauhid (QS.112:1-4).Tauhid berasal dari kata wahhada yang berarti menjadikan satu. Tauhidullah merupakan dasar dari iman kepada Allah. Setiap muslim wajib menghayati hakikat tauhid yang diperintahkan Allah sebab dia merupakan landasan agama-Nya. Penerimaan tauhid menjadi penyebab keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat dan mendapatkan imbalan syurga.

Jenis tauhid

1. Tauhid uluhiyah

· Tauhid uluhiyah adalah pengesaan Allah dalam peribadatan, kepatuhan, kecintaan, ketakutan, dan ketaatan secara mutlak. Tidak menghambakan diri kepada selain Allah dan tidak pula mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain baik yang ada di bumi maupun di langit.

2. Tauhid rububiyah

· Tauhid rububiyah adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta semua makhluk dan penguasa seluruh alam. Pada hakikatnya tauhid rububiyah menuntut adanya tauhid uluhiyah. Keyakinan terhadap tauhid rububiyah saja dan bahkan sengaja membuat aturan menentang serta membuat tandingan-tandingan selain Allah, maka tauhid ini tidak memberi manfaat sedikitpun.Bahkan dia telah berada di wilayah kemusyrikan (QS.10:106).

3. Tauhid asma dan sifat Allah

· Allah memiliki 99 asmaul husna (nama yang baik) dan sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh selain-Nya. Semuanya itu harus diyakini dengan sepenuh hati.


DISKUSI

1. Ada seorang muslim yang sangat pemurah dan baik hati kepada setiap orang, tetapi ia tidak pernah shalat. Prinsipnya yaitu bahwa kebaikan-kebaikannya itu nanti tetap akan sampai kepada Allah. Bagaimana pendapatmu?
2. Adalagi orang yang rajin shalat dan puasa tetapi ia suka pergi ke dukun. Bagaimana menurutmu?


REFERENSI

· DR.Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam.
· Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah
· Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, C.V.Diponegoro.


Posted in Senior | Tagged: , | Leave a Comment »

Hakikat Ukhuwah Islamiyah

Posted by WD on June 21, 2008


“Tidak (sempurna) iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya itu seperti ia mencintai dirinya sendiri”

(HR Bukhari – Muslim)

Ukhuwah (persaudaraan) Islam merupakan salah satu kekuatan yang harus dibangun agar umat Islam mencapai kemenangan dan menegakkan kedaulatannya. Di atas prinsip inilah Rasulullah meyempurnakan shaff barisan kaum muslimin setelah mendasarinya dengan aqidah yang bersih. Maka menciptakan ukhuwah Islamiyah di dalam tubuh umat ini merupakan tujuan yang suci.

Pada hakikatnya ukhuwah Islamiyah merupakan cahaya Robbani (Minhatun Robbaniyyah), nikmat dari Ilahi (Nikmatun Ilahiyah) [QS 3:103], sekaligus bukti kekuatan keimanan (Quwwatun Imaniyah) [QS 49:10] bagi orang-orang yang ikhlas (mukhlish) dan terus-menerus menambah dan memperbaiki imannya

Berdasar pada ketiga hal di atas, sebuah hubungan persaudaraan akan membekas sampai ke hati yang paling dalam. Bahkan akan mewarnai jiwa secara keseluruhan. Itulah yang disebut celupan persaudaraan (ash-Shibgotul ikhowiyah) yang hanya dapat dibangun di atas dasar keimanan yang dalam. Sehingga hubungan persaudaraan dan persahabatan akan terjalin secara benar, jujur, dan ikhlas. Tanpa keterpaksaan apalagi kesungkanan.

Celupan persaudaraan itu mencakup dalam dua aspek: Pertama, sikap atau perilaku yang positif; Kedua, perasaan atau mental yang positif.

Sikap atau perilaku

Beberapa hal yang harus terlihat sebagai hasil celupan ukhuwah dan keimanan di dalam sikap adalah:

· Sikap bersaudara atau menganggap sebagai saudara (Ikhowii)

· Bersikap lembut (‘Athifah)

· Mencintai karena Allah (Mahabbah)

· Menghormati (Ihtirom)

· Menaruh kepercayaan (Tsiqoh)

Perasaan atau mental

Beberapa hal yang harus terlihat sebagai hasil celupan ukhuwah dan keimanan dalam perasaan (hati) adalah:

· Rasa atau keinginan untuk saling menolong (Ta’awun)

· Mendahulukan kepentingan saudaranya (I’tsar)

· Menunjukkan rasa kasih sayang (Rohmah)

· Saling melengkapi kekurangan saudaranya; sinergis (Takaaful)

· Rasa saling memaafkan (Ta’afu)

Semua sikap positif di atas merupakan hal yang lazim dalam keimanan. Artinya persaudaraan (ukhuwah) sebenarnya merupakan konsekuensi sebuah keimanan. Tidak ada persaudaraan (sejati) tanpa keimanan, dan tidak ada keimanan tanpa adanya persaudaraan. Jika kita mendapati suatu persaudaraan yang tidak dilandasi keimanan, maka kita akan mendapati bahwa persaudaraan itu tidak akan membawa kemaslahatan dan manfaat yang saling timbal balik. Sekiranya semua hal di atas (sikap dan perasaan) telah dilaksanakan, maka umat yang beriman akan sangat mudah dipersatukan. Karena pemersatu yang terbaik harus sampai dapat menyatukan hatinya. Tidak ada persatuan hati yang sejati kecuali dilandasi di atas kesamaan iman dan aqidah

Persatuan yang dimaksud di sini adalah terjadinya keterikatan dan keterkaitan hati yang timbal balik diantara saudara. Ikatan hati seperti itu tidak mungkin terjadi bila yang mendasarinya adalah kekuatan materi atau kepentingan lainnya. Ikatan hati hanya akan terwujud dengan kekuatan aqidah dan persaudaraan yang sejati (QS 8:63). Ikatan yang kuat yang berdiri di atas benarnya aqidah inilah yang akan kekal selamanya sampai ke akhirat (QS az-Zukhruf: 67).

Persaudaraan (ukhuwah) yang telah dijelaskan di atas itulah yang hakiki. Persaudaraan, persahabatan dan percintaan yang didasarkan di atas kesamaan dan kepahaman aqidah keislaman (QS 49:10-13).

Jundia

Posted in Senior | Tagged: , , | Leave a Comment »